Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan  aspek – aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik,  kebudayaan, dan sebagiannya. Dengan adanya pertumbuhan aspek – aspek kehidupan  tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi  kompleks.
  
   
   
    
    
                                           ½ (550 + 650) = 600  orang
          
                                           CDR = 12/600 x 1000  = 20
                                      
c. Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
a. Imigrasi = Masuknya penduduk ke suatu negara.
b. Emigrasi = Keluarnya penduduk ke negara lain.
c. Remigrasi = Kembalinya penduduk ke negara.
a. Urbanisasi = Dari Desa ke Kota
b. Transmigrasi = Dari Pulau ke Pulau
c. Ruralisasi = Dari Kota ke Desa
d. Evakuasi = Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
a.      Persediaan sumber alam 
b. Lingkungan sosial budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan
    
 
    
    
 
    
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Berbeda dengan mahluk lain, manusia mempunyai kelebihan  dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan mengebangkan akal budinya.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada  perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rohaniah maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah cara  berfikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertumbuhan Penduduk 
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang  penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.  Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan  berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan  dunia.    
Misal : dengan bertambahnya penduduk berarti pula harus  bertambah pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah  gedung sekolah, dan sebagainya.
Di samping itu apabila pertambahan penduduk tidak dapat di  imbangi dengan pertambahan fasilitas diatas akan menimbulkan masalah – masalah.
Misalnya akan bertambah tingginya angka pengangguran,  semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak  tertampung serta timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas lainnya.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830  sampai sekarang dan perkiraan sampai tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Perkembangan Penduduk  Dunia
Tahun 1830 – 2006
Tahun 
 |     
Jumlah Penduduk 
 |     
Perkembangan    Pertahun 
 |    
1830 
 |     
1 Milyard 
 |     
- 
 |    
1930 
 |     
2 Milyard 
 |     
1 % 
 |    
1960 
 |     
3 Milyard 
 |     
1.7 % 
 |    
1975 
 |     
4 Milyard 
 |     
2.2 % 
 |    
1987 
 |     
5 Milyard 
 |     
2 % 
 |    
1996 
 |     
6 Milyard 
 |     
2 % 
 |    
2006 
 |     
7 Milyard 
 |     
2 % 
 |    
 Sumber : Iskandar N, Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.    
Kalau dilihat dari tabel diatas pertumbuhan penduduk makin  cepat, Penggadaan penduduk (double population) jangka waktunya makin singkat,  Bertambah cepatnya penggadaan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel  berikut :
Penggandaan Penduduk  Dunia
     
Tahun    Penggandaan 
 |     
Perkiraan    Penduduk Dunia 
 |     
Waktu 
 |    
800 SM 
 |     
5 Juta 
 |     
- 
 |    
1650 tahun 
 |     
500 Juta 
 |     
1500 
 |    
1830 tahun 
 |     
1 Milyard 
 |     
180 
 |    
1930 tahun 
 |     
2 Milyard 
 |     
100 
 |    
1975 tahun 
 |     
4 Milyard 
 |     
455 
 |    
 Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Franscisco.
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperikirakan  35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada  dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur  dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan  dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini di nyatakan dalam tiap  1000 penduduk.
1.  Kematian
     ada  beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat  kematian saja yakni : 
a. Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal  pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara  dinyatakan tiap 1000 orang.  Sehingga  dapat dituliskan dengan rumus :
     
D = Jumlah kematian
CDR =             Jumlah  kematian_______  X 1000 
            Jumlah  penduduk pertengahan th.
Atau :
CDR = ______D____________ K
                        Pm
Pm = jumlah penduduk per  pertengahan tahun
K    = Konstanta = 1000
Jadi  jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada  bulan juni.
Penduduk  pertengahan tahuun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1. Pm = ½ (P1  + P2)
2. Pm = P1  + (P2 – P1)
                            2    
3. Pm = P2  – (P2 – P1)
                            2    
Pm  = jumlah penduduk pertengahan tahun.
P1  = jumlah penduduk pada awal tahun.
P2  = jumlah penduduk pada akhir tahun.
Contoh  :
Jika  daerah X pada tanggal 31 Desember 1980 mempunyai penduduk 550 orang dan pada  tanggal 31 Desember 1981 mempunyai penduduk 650 orang. Maka penduduk pada  pertengahan tahun 1981 berjumlah :
Apabila  pada tahun 1981 di daerah X ada 12 orang yang meninggal dunia, maka :
Jadi  pada tahun 1981 di daerah X tiap 1000 penduduk terdapat kematian/jumlah yang  meninggal 20 orang.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
    ASDR  adalah banyaknya orang yang meninggal yang dipengaruhi dan menurut umur selama  satu tahun.
2. Kelahiran  (Fertilitas)
Yang  menyebabkan fertilitas :
a) Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup, tidak dicatatkan dalam peristiwa  kelahiran/kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
b) Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal  hanya sekali).
c) Makin tua umur wanita tidaklah berarti kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
d) Di dalam pengukuran fertilitas hanya melibatkan satu orang saja.
Ada  dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan :
1) Fecundity (kesuburan)
adalah  lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
2) Fertility (Fertilitas)
adalah  jumlah kelahiran hidup dari seorang atau kelompok wanita.
a. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Adalah  jumlah kelahiran hidup di suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk  pada pertengah tahun tersebut.
Rumus  :
     
b. Tingkat Kelahiran Umum (General Fertility Rate / GFR)
Adalah  angka yang menunjukan jml kelahiran per 1000 wanita usia produktif.
Rumus  :
c. Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
Rumus  : 
3. Migrasi
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan  alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang  menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk  tersebut.    
Migrasi  penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain.  Ada 2 Jenis migrasi, yaitu :
1. Migrasi  Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
a. Imigrasi = Masuknya penduduk ke suatu negara.
b. Emigrasi = Keluarnya penduduk ke negara lain.
c. Remigrasi = Kembalinya penduduk ke negara.
2. Kedua  , Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu:
a. Urbanisasi = Dari Desa ke Kota
b. Transmigrasi = Dari Pulau ke Pulau
c. Ruralisasi = Dari Kota ke Desa
d. Evakuasi = Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Langkah-langkah  seseorang migran dalam menentukan keputusaannya untuk pindah ke daerah lain  terlebih dahulu ini ingin mengetahui faktor-faktor : 
b. Lingkungan sosial budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut setidaknya  agar terhindar dari akibat  negative.                
Dengan  adanya rintangan maka timbul 2 proses migrasi, yaitu :
      
1. Migrasi  Bertahap
    
2. Migrasi  Langsung
   
Akibat dari Migrasi :
1) Urbanisasi  ( migrasi dari desa ke kota ) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat  mempengaruhi pola distribusi penduduk penduduk secara keseluruhan.
2) Migrasi  interegional di Indonesia  kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan berkreasi  tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta  tingkat laju pembangunan di luar jawa.
3) Migrasi  antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk  pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk ( immigrasi ) hanya ada 0,16 %  dan migrasi ke luar ( emigrasi ) hanya sebesar 0,57 % per tahun. Sehingga  akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia.
Untuk mengetahui pertumbuhan suatu daerah cepat atau  lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat  bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk  anak – anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang  berbeda – beda akan menunjukan bentuk piramida yang berbeda – beda pula.    
Ada tiga Jenis struktur  penduduk :
1. Piramida penduduk muda, ini menggambarkan komposisi penduduk dalam  pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada  jumlah kematian.
2. Piramida Stationer, ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (  statis ) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu  tinggi.
3. Piramida penduduk tua, ini menggambarkan adanya penurunan tingkat  kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka  kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk.
Rasio Ketergantungan ( Dependency of ratio ) ialah angka  yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum  produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan  umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen ( % ).
Menurut  teori tabula rasa, John Locke 1690 memiliki pengertian bahwa manusia yang baru  lahir adalah bagaikan batu tulis bersih, dan akan menjadi apakah seseorang  dalam hidupnya, dituliskan pada batu tersebut menurut potensi pertumbuhan  kepribadiannya secara biologis adalah identik, dan kepribadiannya saat dewasa  adalah hasil dari pengalamannya setelah lahir ke dunia ini, yang juga berbeda  menurut kebudayaan masing-masing.
DIRI PRIBADI (THE SELF) DAN LINGKUNGAN PERILAKU            
Kebudayaan  diciptakan dan dipelajari, tidak diwariskan secara biologis maka semua  masyarakat bagaimanapun caranya harus dapat menjamin penerusan kebudayaan itu  dari generasi ke generasi, dimulai setelah proses kelahiran dan proses tersebut  dikenal dengan enkulturasi.
Diri Pribadi (The Self) 
Enkultirasi  dimulai dengan adanya kesadaran diri (self-awareness), yakni kemampuan untuk  mengidentifikasikan diri sendiri sebagai objek untuk bereaksi terhadap diri  sendiri dan juga untuk menilai diri sendiri. 
Lingkungan Perilaku 
Kesadaran  diri dapat tumbuh dan berfungsi memerlukan adanya orientasi dasar yang  membentuk psikologis pribadi itu sendiri. Dengan begitu tiap individu harus  mempelajari dunia objek yang bukan dirinya sendiri, dunia objektif dapat  dilihat dengan kacamata cultural. Contohnya, kebudayaan yang berlainan dalam  memahami arti gunung. Orang Amerika Utara menganggap Gunung Kathadin mempesona  dan menyenangkan untuk didaki, sedangkan bagi orang Indian Penobscot gunung  adalah kediaman makhluk supranatural yang menakutkan, dan hanya orang gila yang  berpikir untuk mendakinya. 
Masyarakat  Barat yang tetap berpegang pada tafsiran yang tidak ilmiah disebut  "kreasionisme ilmiah" dan itu adalah contoh dari zaman sekarang. Dalam semua  kebudayaan nama dan ciri khas dari suatu tempat adalah sarana penting untuk  menemukan dan menunjukkan titik acuan (point of reference) dalam orientasi  ruang. Orientasi waktu juga merupakan bagian dari orientasi perilaku, seperti  orientasi lingkungan yang dikenal berdasar pada kebudayaan. 
Aspek  lingkungan perilaku adalah orientasi normatif, yakni nilai, cita-cita dan  standart yang berasal dari kebudayaan. Dalam hal ini contohnya orang Indian  Penobscot suku yang hidup dari berburu dan meramu makanan. Mereka menganggap  individu terdiri dari tubuh dan "pribadi vital". Kegiatan pribadi vital yang  dimaksud adalah ketika kita bermimpi, apabila pribadi vital dalam waktu yang  wajar dapat kembali ke tubuh maka akan tetap sehat, tapi bila terhalang kembali  ke tubuh maka orang tersebut bisa meninggal. Kepercayaan kuno itu sendiri  ada  berkaitan dengan pola afektif  (patterns of affect), bagaimana perasaan orang tentang dirinya sendiri dan  orang lain, dan cirri tersebut mungkin akan bertahan selama ribuan tahun.
KEPRIBADIAN   
Dalam  proses enkulturasi tiap individu diperkenankan dengan konsep diri pribadi dan  lingkungan tata kelakuan yang khas untuk kebudayaannya. Akibatnya terbentuk  peta kognitif dari alam dengan fungsinya yang digunakan sebagai acuan dalam  pikiran manusia. Peta kognitif sendiri adalah sebuah kumpulan presepsi yang  bersifat integral dan dinamis, termasuk konsepsi tentang diri dan lingkungan.  Oleh karena itu kepribadian adalah produk enkulturasi, dialami oleh tiap  individu dengan watak genetik masing-masing, kepribadian tidak dapat didefinisikan  secara formal tapi dapat dianggap sebagai cara khas seseorang dalam berpikir,  merasa dan bertindak.
Perkembangan  Kepribadian  
Ahli  teori psikoanalisis menganggap kepribadian orang dewasa sangat dipengaruhi oleh  pengalaman masa kecil. Kepustakaan dari seorang psikoanalisis bersifat uraian  panjang tentang konsep, spekulasi, dan data klinis sedangkan tidak begitu  berhubungan dengan kebudayaan. Sebaliknya ahli antropologi menaruh perhatian  besar pada studi dengan usaha membuktikan, memodifikasi, atau memberi  keterangan tentang anggapan itu. 
Contohnya  seorang ahli antropologi Margarett Mead pergi ke Samoa untuk melakukan sebuah  penelitian. Orang-orang di Samoa memiliki batasan yang keras dalam pertumbuhan  hidupnya. Seperti anak kecil harus tenang, bangun pagi, penurut bermain dan  bergembira. Remaja harus bekerja dengan rajin dan terampil, kawin dengan bijak,  tidak membuat onar. Orang dewasa harus bujak, suka damai, dan menjaga prestis  desa dengan baik. Masyarakat Samoa menganggap hubungan seks sebelum menikah biasa  saja dan tidak banyak diberi perhatian. Maka dari itu "Masyarakat remaja tidak  dengan sendirinya terdiri dari masa stress dan ketegangan, tapi kondisi  kebudayaanlah yang membuat demikian". Contoh lainnya adalah Oedipus complex  Freud yaitu keinginan seksual anak laki-laki terhadap ibunya. Seperti yang kita  ketahui masyarakat zaman dahulu sangat patriakal dengan ayah yang memegang hak  seksual atas saudara dan anak perempuannya. Para laki-laki dikucilkan dalam hal  seksual, sehingga mereka memberontak dan membunuh serta memakan ayah mereka.  Karena perasaan bersalah lelaki bersaudara itu menekan keinginan seksual mereka  pada ibu dan juga saudara perempuannya, dari sanalah lahirnya tabu incest dan  eksogami.
Latihan  (pendidikan) Ketergantungan 
Latihan  pendidikan ketergantungan cenderung menjamin adanya ketaatan dalam melaksanakan  tugas yang diberikan untuk mempertahankan individu sebagai anggota kelompok.  Pola ini berhubungan dengan keluarga luas (extended family) yang terdiri dari  suami-istri-anak, dan dalam masyarakat berdasar perekonomian pertanian. Dalam  tipe keluarga ini menyusui anak dilakukan selama beberapa tahun, dampaknya  positif karena anak-anak sudah diberi tugas untuk mengurusi anak dan rumah  tangga. Juga negative karena perilaku yang dilakukan orang dewasa dianggap  agresif atau cabul itu dapat diharapkan untuk dicegah.
Latihan  Kebebasan 
Latihan  kebebasan sebaliknya mementingkan kebebasan individu, kepercayaan diri, dan  prestasi perseorangan. Berkaitan dengan keluarga inti (nuclear family) terdiri  atas suami, istri dan anak-anak, kedudukan yang bebas dan tidak merupakan dari  bagian kelompok yang besar, dan biasanya ada dalam masyarakat industri.  Contohnya di Amerika, waktu menyusui anaknya relative singkat hanya sedikit  perhatian, dan lebih didasarkan pada perhitungan waktu bukan kebutuhan. Segi  positifnya agresif dan seksualitas apabila tidak dirangsang diterima dengan  toleransi lebih besar daripada daerah yang menjadi adat latihan ketergantungan.
Kepribadian  Kelompok 
Kepribadian,  praktek pendidikan anak, dan aspek kebudayaan tidak saling berhubungan secara  kebetulan. Praktek pendidikan anak bersumber pada adat kebiasaan pokok  masyarakat yang berhubungan dengan pangan, tempat tinggal dan bahwa praktek  pendidikan itu akan menghasilkan kepribadian tertentu pada orang dewasa.
Kepribadian  Modal 
Kepribadian  modal (modal personality)  dalam kelompok  dapat didefinisikan sebagai kepribadian umum suatu populasi yang secara  cultural dibatasi, seperti tendensi sentral frekuensi yang ditentukan. Data kepribadian  modal dikumpulkan melalui tes psikologi, seperti tes Rorscahch atau "noda  tinta" dan Thematic Apperception Test (TAT). Semua tes itu memiliki kesamaan  karena sifat mendua disengaja, maksudnya agar kepribadiannya terproyeksikan  kedalam situasi yang mendua itu.
Watak  Nasional 
Pembahasan  kepribadian kelompok tidak lengkap tanpa memberi perhatian pada watak nasional.  Pada hakikatnya itu hanya stereotip. Contohnya adalah kebiasaan orang Jepang  dalam melatih anak-anaknya untuk membuang hajat, dianggap keras dan  menakut-nakuti. Anak-anak Jepang dipaksa mengendalikan lingkar otot anusnya  sebelum mencapai pertumbuhan otot dan perkembangan intelegensi mereka, maka  orang Jepang tumbuh besar dengan penuh dendam yang terpendam.
Kepribadian  Abnormal
Di  Dobu, orang laki-laki yang ramah memandang pekerjaan sebagai tujuan dalam  dirinya, menyenangkan, tidak berusaha menjegal dan membantu siapa saja yang  membutuhkan akan dianggap gila oleh penduduk lainnya. Ukuran untuk menentukan  perilaku normal di setiap kebudayaan ditentukan oleh kebudayaan itu sendiri.  Namun tiap kebudayaan menentukan sendiri syarat-syarat yang menyebabkan suatu  tindakan dianggap normal atau tidak di dalam kebudayaan itu sendiri. Jadi  apakah "keadaan normal" adalah konsep yang tidak ada artinya bila diterapkan?  Seorang ahli menyatakan bahwa normallah untuk ikut dalam khayalan yang secara  tradisional ditrima oleh kebudayaan yang bersangkutan. Yang abnormal adalah  pertumbuhan system khayalan yang tidak dibenarkan oleh kebudayaan.
Referensi :
Hermantiyoko,  Neltje F. Katuk. 1997. "MKDU Ilmu Sosial Dasar". Gunadarma
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/802/644
http://r-sugianto-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-76157-ANTROPOLOGI-Kebudayaan%20dan%20Kepribadian.html
Google Images
https://www.wikipedia.org/








artikel yang sangat bermanfaat^^
ReplyDeleterapih, juga jelas dengan bahasa yang mudah dipahami;)
Terima kasih atas kunjungannya:)
Deletethankyou artikelnya^^
ReplyDeleterapih, juga dengan bahasa yang mudah dimengerti
You're welcome 😊
DeleteThanks for comment 😊
thankyou artikelnya^^
ReplyDeleterapih, juga dengan bahasa yang mudah dimengerti
Iyaa terima kasih lagi yaa 😊
Delete